Vaksinasi Dosis Ketiga Ditarget 2022, Sasar Lansia dan Kelompok Defisiensi Imunitas

0
395
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi memberi sambutan saat menerima bantuan 500 ton oksigen dari Indonesia Morowali Industrial Park di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/7/2021).(Sumber Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan, penyuntikan vaksin Covid-19 sebagai booster atau penguat, akan dilakukan pada 2022. Vaksinasi ini menyasar sejumlah kelompok masyarakat. Ia mengatakan, sesuai saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin booster tersebut akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi dan kelompok penderita defisiensi imun. “Diberikan kalangan masyarakat yang risiko tinggi dan juga mengalami defisiensi imunitas, yaitu nakes dan lansia, nakes sudah jalan, sedangkan masyarakat yang masuk kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena HIV dan cancer,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10/2021).

Budi mengatakan, vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk booster masih dalam tahap penelitian yang bekerja sama dengan Indonesia Tenchnical Advisory Group on Immunization (ITAGI). “Untuk melihat kombinasi mana yang paling baik antara Sinovac Sinovac booster-nya Sinovac atau Sinovac booster-nya AstraZeneca atau Sinovac booster-nya Pfizer dan AstraZeneca AstraZeneca booster AstraZeneca atau Sinovac, dan Pfizer,” ujarnya. Lebih lanjut, Budi mengatakan, penelitian tersebut diharapkan dapat rampung pada akhir tahun ini, sehingga pemerintah dapat segera mengambil keputusan.

Iklan
Iklan

“Dan sama dengan negara-negara lain yang melakukan vaksin booster 7 negara yang sudah melakukan,” ucap dia. Sebelumnya diberitakan, Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengungkap kriteria jenis vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga atau booster bagi masyarakat. “Rencananya booster itu kan bisa dilakukan dengan vaksin yang sama yang kita sebut homologous atau vaksin yang berbeda heterologous,” kata Sri saat dihubungi Kompas com, Kamis (21/10/2021). “Misalnya Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster pakai AstraZeneca kan beda itu,” sambungnya. Sri mengatakan, ada tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI dalam vaksin booster yaitu pertama, Sri mengatakan, ada tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI dalam vaksin booster yaitu pertama, vaksin Covid-19 tersebut dapat memblokir protein spike pada Covid-19 yang bisa masuk melalui saluran pernapasan. Kedua, vaksin tersebut memiliki efikasi yang lebih tinggi.

“Kita mencari efikasinya lebih tinggi misalnya AstraZeneca pfizer moderna lebih tinggi dari Sinovac,” ujarnya. Sri mengatakan, kriteria terakhir adalah efikasi vaksin terhadap varian baru virus Corona terutama varian Delta. “Ketiga itu menjadi pemikiran kita maka kita meneliti Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster Sinovac, Sinovac Sinovac di-booster AstraZeneca, Sinovac Sinovac di-booster Pfizer kemudian AstraZeneca di-booster oleh Pfizer atau vaksin yang sama,” ucap dia.(Sumber: Kompas.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini